Jurusan Tadris Bahasa Indonesia Mengikuti Workshop Pengajaran Inovatif Berbasis Blended Learning

Dipublikasikan oleh Bahasa Indonesia IAIN Ponorogo pada

Pada hari Kamis (25/8) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo menyelenggarakan agenda yang bertajuk Workshop Pengajaran Inovatif Berbasis Blended Learning di Hotel Amaris Ponorogo. Agenda yang dikemas secara luring ini dihadiri tidak kurang dari 100 undangan. Acara ini diikuti pula oleh dosen-dosen dari Jurusan Tadris Bahasa Indonesia.

Sambutan sekaligus membuka acara disampaikan oleh wakil dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Dr. H. Moh. Miftachul Choiri, MA. Dalam sambutannya wakil dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan menyampaikan bahwa acara ini diselenggarakan untuk membekali dosen dalam menyongsong semester yang akan datang. Dengan pengalaman pembelajaran daring yang telah dilaksanakan sebelumnya pada masa Covid-19 serta melihat semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan berinisiatif untuk menyelenggarakan agenda workshop ini.

Acara inti menghadirkan bapak Muhamad Husni Arifin, S. Ag., M. Si., Ph.D. sebagai narasumber. Mengawali acara, moderator menyampaikan bahwa trend penggunaan teknologi dalam pendidikan tidak akan turun meskipun keadaan saat ini sudah mulai terkendali. Hal ini disebabkan karena memang teknologi tidak mungkin dipisahkan dari pendidikan. Ke depan, teknologi akan menjadi bagian penting untuk menciptakan desain pembelajaran yang efektif.
“Bapak/Ibu dosen yang terhormat, ada 3 kegiatan utama yang akan saya sampaikan pada agenda hari ini. pertama, pembelajaran online. Kedua, berbagi pengalaman: tutorial online/tuweb universitas terbuka. Ketiga, model pembelajaran “daring/blended learning” ungkap pemateri mengawali pemaparannya. Lebih lanjut, pemateri menjelaskan bahwa kebutuhan akan desain blended learning harus disinergikan dengan kurikulum pembelajaran di mana saat ini, dosen bertindak sebagai fasilitator belajar bukan sebagai sumber belajar utama.
Di situasi pandemi yang sudah mulai terkendali, blended learning masih dianggap sebagai bentuk pembelajaran yang paling efektif. Hal ini dikarenakan bahwa tatap muka belum bisa diselenggarakan 100%. Masih ada batasan-batasan yang telah ditetapkan pemerintah untuk dipatuhi oleh penyelenggaran pendidikan. Pemateri menutup pemaparannya dengan menjelaskan tentang karakteristik blended learning, inti blended learning, komponen utama penyelenggaraan blended learning dan strategi blended learning.

Kategori: Berita